Tuesday, October 10, 2017

Inilah 5 Klaim Palsu si 'Ilmuwan' Gadungan Indonesia Dwi Hartanto No 3 Sungguh Mengejutkan!!



Skandal Dwi Hartanto, 5 Klaim Palsu si 'Ilmuwan' Indonesia

Beberapa waktu terakhir, sejumlah publik Indonesia dibuat geger oleh kiprah salah satu putra bangsa yang mengenyam pendidikan tinggi di luar negeri.

Ia adalah Dwi Hartanto, mahasiswa program doktoral Technise Universiteit Delft, Belanda.

Geger pertama adalah fakta atas statusnya sebagai mahasiswa di universitas yang cukup mentereng di Negeri Hollandia. Sebuah kebanggan memang, mengingat kini sangat banyak putra-putri Tanah Air yang berkeinginan mendulang ilmu di kampus top dunia.

Tak sekadar berkuliah di Belanda, Dwi juga mengaku telah meraih berbagai prestasi ini dan tengah mengerjakan proyek penting itu. Dan jika membaca klaim atas segudang prestasi dan proyek yang ia kerjakan, cukup dapat membuat mata seseorang terbelalak.

Namun, rasa bangga terhadap Dwi harus runtuh setelah semua yang ia klaim sebelumnya hanya isapan jempol semata.

Melalui sebuah surat klarifikasi dan permohonan maaf, Dwi mengakui semua sesumbar dan kabar miring yang sebagian besar dibuatnya sendiri. Dari berbagai pengakuan, berikut 5 klaim palsu Dwi Hartanto, seperti yang Liputan6.com rangkum dari surat si mahasiswa, Minggu (8/10/2017).

1. Mengaku sebagai Post-Doctoral hingga Asisten Profesor

Pada 2015, kepada salah satu media di Indonesia, Dwi Hartanto mengaku sebagai kandidat doktor di bidang space technology & rocket development.

Namun, dalam surat klarifikasi dan permohonan maafnya, Dwi menjelaskan bahwa ia sebenarnya, "adalah kandidat doktor di bidang Interactive Intelligence (Departemen Intelligent Systems)."

Selain itu, dalam wawancara dengan salah satu televisi nasional, pria asal Yogyakarta itu mengaku bekerja di TU Delft sebagai post-doctoral dan asisten profesor.

Akan tetapi sesungguhnya, "Tidak benar bahwa saya sedang melakukan Post-doctoral maupun sebagai Assistant Profesor TU Delft. Yang benar adalah saat wawancara terjadi hingga saat ini saya merupakan mahasiswa doktoral."


2. Mengembangkan Teknologi Roket juga Satelit

Pada 2015, Dwi mengaku telah merancang bangun sebuah kendaraan peluncur satelit. Namun pada kenyataannya, ia tidak pernah merancang teknologi semacam itu.

"Yang benar adalah bahwa saya pernah menjadi anggota dari sebuah tim beranggotakan mahasiswa yang merancang salah satu subsistem embedded flight computer untuk roket Cansat V7s milik DARE (Delft Aerospace Rocket Engineering), yang merupakan bagian dari kegiatan roket mahasiswa di TU Delft."

Selain itu, ia juga menambahkan, teknologi roket dan satelit pada hakikatnya bukan bidang keilmuan yang didalami oleh Dwi.

"Tidak benar juga bahwa saya bergerak dalam penelitian di bidang satellite teclmology and rocket development. Topik penelitian doktoral saya saat ini adalah dalam bidang intelligent systems khususnya virtual reality."




Disqus Comments